Katagori

Sabtu, 31 Mei 2014

Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian

Bagaimana anda survive ? Digaji dengan angka tertentu, padahal bisa bekerja lebih baik dan lebih bernilai. Ataukah, membangun usaha di mana anda sendirilah yang mengukur berapa yang harus anda raih untuk usaha anda.
Untuk kita mahasiswa yang masih belum merasakan dunia kerja, bukan hal yang salah apabila kita mengharapkan kerjaan dengan gaji yang tinggi setiap bulan. Dalam bayangan kita mendapatkan pekerjaan dengan gaji tinggi akan menjamin kehidupan kita sampai tua nanti, akan tetapi apakah kita pernah merenung tentang berapa uang yang bisa kita sisihkan setiap bulannya untuk liburan bersama keluarga kita atau berapa uang yang bisa kita tabung setiap tahunnya untuk pendidikan anak kita nanti? cobalah untuk berwirausaha, karena dengan berwirausaha kita akan mampu menciptakan kebebasan. Kebebasan apa saja yang akan kita dapatkan saat sudah berhasil menjadi wirausaha yang sukses ? ini dia jawabannya :
1.       Kebebasan Finansial

Dengan menjadi wirausaha yang sukses bukan tidak mungkin jika kita mempunyai omset yang mencapai angka jutaan,ratusan juta atau bahkan miliaran dalam setiap bulannya. Dengan omset yang tinggi itu kita lebih mempunyai kemampuan tinggi dalam mencukupi kebutuhan kita dan keluarga kita nantinya. Kita bisa mempunyai rumah idaman, kendaraan pribadi dan tabungan untuk hari tua. Secara otomatis kita menciptakan kebebasan finansial bagi diri kita dan keluarga kita.

2.       Kebebasan Waktu
Seperti yang kita ketahui dengan berwirausaha kita dapat mempunyai banyak  waktu untuk keluarga tanpa  bergantung pada jam kerja .

Saya akan memberikan contoh pengusaha yang mempunyai usaha dalam negeri.







LIEM SIOE LIONG (SOEDONO SALIM)


Membangun Kerajaan Dagang Dunia

      Liem Sioe Liong yang mulai mengenal Indonesia pada usia 20 tahun, lebih kurang 45 tahun lalu, mengatakan, “Anda harus dilahirkan di tempat dan waktu yang benar.” Dan, Anthony Salim, putranya yang bernama kelahiran Liem Fung Seng, ikut berkomentar kepada majalah yang sama. “Jika anda ingin menangkap seekor ikan, pertama-tama anda harus membeli umpan.”
    Kalimat pendek yang cenderung merupakan ungkapan dalam sastra Indonesia itu, sebenarnya gambaran prinsip mereka berdagang di Indonesia sampai merembes ke kancah Internasional. Dengan grup yang ia pimpin, Soedono Liem Salim memulai usahanya bersama kakaknya Liem Sioe Hie dengan membantu paman mereka berdagang minyak kacang di Kudus-Jawa Tengah. Anak kedua dari tiga bersaudara ini bisa menggaji 25 ribu tenaga kerja. Dari Eksekutif Senior sampai sopir truk yang jumlahnya tak kurang dari 3000 armada termasuk pengangkut semen perusahaan Liem Cs.
    Terkaya di Indonesia , memiliki 40 perusahaan , liem sioe liong dengan para kamradya menghasilkan omset bsnis tak kurang dari U$$ 1 milyar setahun. Konon kekayaan pribadi liem sendiri,ada yang menyebut , sekitar U$$ 1,9 miliar = RP 1,2 triliun .
  Di kalangan pedagang tionghoa Indonesia terkenal dengan sebutan “liem botak “. Sejarah Liem Sioe Liong (60 tahun) dimulai di sebuah pelabuhan kecil Fukien di bilangan Selatan Benua Tiongkok. Disanalah ia dilahirkan pada tahun 1918. Kakaknya yang tertua Liem Sioe Hie, kini berusia 77 tahun. Sejak tahun 1922 telah lebih dulu beremigrasi ke Indonesia, yang waktu itu masih jajahan Belanda, kerja Di sebuah perusahaan pamannya di kota Kudus. Ditengah hiruk-pikuknya usaha ekspansi Jepang, ke Pasifik, dibarengi dengan dongeng harta karun kerajaan-kerajaan Eropa di Asia Tenggara, maka pada tahun 1939, Liem Sioe Liong mengikuti jejak abangnya yang tertua. Dari Fukien, ia berangkat ke Amoy, tempat bersandar sebuah kapaldagang Belanda yang membawanya menyeberangi laut Tiongkok. Sebulan kemudian, ia sampai di Indonesia. Sejak dulu, kota Kudus sudah terkenal sebagai pusat pabrik rokok kretek, yang sangat banyak membutuhkanbahan baku tembakau dan cengkih. Dan sejak zaman revolusi Liem Sioe Liong sudah terlatih menjadi supplier cengkeh, dengan jalan menyelundupkan bahan baku tersebut dari Maluku, Sumatera, Sulawesi Utara melalui Singapura untuk kemudian melalui jalur-jalur khusus penyelundupan menuju Kudus. Sehingga tidak heran dagang cengkih merupakan salah satu pilar utama bisnis Liem Sioe Liong pertama kali, disamping sektor tekstil. Dulu ia juga banyak mengimpor produksi pabrik tekstil murahan dari Shanghai.
     Untuk melicinkan semua usahanya di bidang keuangan, Liem Sioe Liong punya beberapa buah bank seperti Bank Windu Kencana dan Bank Central Asia. Di tahun 1970-an Bank Central Asia ini telah tumbuh menjadi bank swasta kedua terbesar di Indonesia dengan total aset sebesar US$ 99 juta.
     Salah satu peluang besar yang diperoleh Liem Sioe Liong dari Pemerintah Indonesia adalah dengan didirikannya PT Bogasari pada bulan Mei 1969 yang memonopoli suplai tepung terigu untuk Indonesia bagian Barat, yang meliputi sekitar 2/3 penduduk Indonesia, di samping PT Prima untuk Indonesia bagian Timur. Hampir di setiap perusahaan Liem Sioe Liong, ia berkongsi dengan Djuhar Sutanto alias Lin Wen Chiang yang juga seorang Tionghoa asal Fukien.
      Bogasari sebuah perusahaan swasta yang paling unik di Indonesia. Barangkali hanya Bogasarilah yang diberikan fasilitas pelabuhan sendiri oleh pemerintah. Kapal-kapal raksasa dalam hubungan perteriguan bisa langsung merapat ke pabrik.
     Begitu perkasanya Liem Sioe Liong di bidang perekonomian Indonesia dewasa ini, mungkin menjadi titik tolak majalah Insight, Asia`s Business Monthly terbitan Hongkong dalam penerbitan bulan Mei tahun ini, menampilkan lukisan karikaturnya berpakaian gaya Napoleon Bonaparte. Dadanya penuh ditempeli lencana-lencana perusahaannya. Perusahaan holding company-nya bernama PT Salim Economic Development Corporation punya berbagai macam kegiatan yang dibagi-bagi atas berbagai jenis divisi; masing-masing adalah: (!) divisi perdagangan, (2) divisi industry, (3) divisi bank dan asuransi, (4) divisi pengembangan (yang bergerak di bidang hasil hutan dan konsesi hutan), (5) divisi properti yang bergerak di bidang real estate, perhotelan, dan pemborong, (6) divisi perdagangan eceran dan (7) divisi joint venture. Setiap divisi membawahi beberapa anak perusahaan raksasa, berbentuk perseroan-perseroan terbatas.
    Berbagai kemungkinan untuk lebih mengembangkan lajunya perusahaan sekalipun tidak akan meningkatkan permodalan, seperti go-public di pasar saham Jakarta, dilangsungkan group Soedono Liem Salim dengan gencar. Halangan maupun isu bisnis yang mengancam perusahaannya, tampak tak membuat Liem cemas. Seperti katanya kepada Review, “Jika anda hanya mendengarkan apa yang dikatakan orang, anda akan gila. Anda harus melakukan apa yang anda yakini.” Bermodal kalimat pendeknya itu pulalah mengantar Liem Sioe Liong muda di Kudus yang juga terkenal sebagai Lin Shao Liang menjadi Soedono Salim si Raja Dagang Indonesia.
Berikut ini adalah beberapa logo perusahaan yang didirikan loeh Soedono Salim:





 



Demikian kisah inspiratif yang kami ulas pada kesempatan kali ini. Semoga dapat menjadi motivasi bagi anda yang ingin menjadi pengusaha.