Katagori

Senin, 24 Desember 2012

KRISIS GAS MEMBUAT ORANG BERPIKIR CERDAS



            Pertumbuhan penduduk, menyebabkan sumber daya alam yang tersedia berkurang, seperti bahan bakar minyak (BBM), eksploitasi sumber daya alam, khususnya minyak, yang telah membesar-besarkan ancaman bagi keselamatan manusia dan lingkungan itu sendiri. Hal lain yang banyak dikhawatirkan orang bahwa jumlah cadangan minyak yang menurun dari hari ke hari dan terancam habis. Karena itu perlu mencoba untuk mencari energi alternatif untuk menghemat cadangan minyak yang ada saat ini. Biogas adalah salah satu energi yang dapat dikembangkan dengan memberikan cukup bahan baku yang tersedia dan renewable. masalah dapat diatasi dengan kebutuhan energi menggunakan sumber energi terbarukan yang relatif mudah didapat, dan biaya operasional yang rendah, tidak mengakibatkan masalah limbah. salah satunya yaitu dengan memanfaatkan kotoran sapi sebagai biogas.
                     Berdasarkan analisis yang dilakukan para pakar peneliti menunjukan bahwakotoran sapi mengandung selulosa, hemisellulosa, lignin, karbonat
organik, nitrogen, fosfor dan kalium. Cara pembuatannyapun sangat praktis, yaitu kotoran sapi yang telah diencerkan dengan air dengan perbandingan tertentu dan ditempatkan dalam wadahbiogas. Making tertutup untuk bahan bakar sangat efektif dilakukan di daerah yang banyak ternak. Setelah terbentukbiogas, sapi limbah gas yang telah diambil, pupuk organik yang kaya akan unsur yang dibutuhkan oleh tanaman.Karena itu, pupuk organik ini dapat dianggap sebagai pupuk alternatif untuk menjaga produksi tanaman. ini memberikan gambaran pemanfaatan teknologi biogas dengan bahan bakar kotoran sapi sebagai solusi alternative dalam rangka untuk menghemat cadangan minyak bumi.

 According anaerobik biologis (1989) menyatakan, Biogas adalah campuran beberapa gas, tergolong bahan bakar gas yang merupakan hasil fermentasi atau dekomposisi bahan organik dalam kondisi anaerob dan gas yang dominan adalah metana ( CH4) dan karbon dioksida (CO2).
Biogas dapat disimpulkan sebagai salah satu jenis energi yang dapat dibuat dari fermentasi berbagai jenis bahan limbah seperti sampah, pupuk, kotoran manusia, jerami, dan bahan lainnya dalam kondisi anaerob dan menghasilkan gas, gas metana yang didominanasi oleh dioksida dan karbon. Singkatnya, semua jenis bahan dalam hal kimia termasuk senyawa organik, baik berasal dari limbah dan kotoran hewan atau sisa tanaman, dapat digunakan sebagai biogas.

 Kotoran sapi
Sapi memiliki sistem pencernaan khusus yang menggunakan mikroorganisme dalam sistem pencernaan yang berfungsi untuk mencerna selulosa dan lignin dari rumput berserat tinggi. Oleh karena itu, pupuk sapi kandang memiliki kandungan selulosa yang tinggi sehingga Nilai kalor yang dihasilkan oleh biogaspun cukup tinggi, yaitu kisaran 4800-6700 kkal/m3, untuk metana murni (100%) memiliki nilai kalori 8900 kkL/m3.

            
 Jenis Pabrik Biogas
Jenis Pabrik biogas dapat dilihat dari konstruksi dan bahan baku. Hal konstruksi, secara umum, pabrik biogas diklasifikasikan menjadi dua jenis:
  • Kubah tetap  :  Kubah tetap merupakan konstruksi yang memiliki volume tetap sehingga produksi gas akan meningkatkan generator tekanan.
  • Drum mengambang : Drum mengambang berarti ada bagian pada pabrik yang dapat dipindahkan untuk menyesuaikan diri dengan peningkatan pembangkit tekanan. Gerakan tanaman mereka juga akan menjadi tanda dimulainya produksi gas dalam Pabrik Biogas. Sementara pembangunan pabrik biogas dilihat dari aliran bahan baku, dibagi menjadi dua lagi yaitu: 1. Batch (bak) Pada jenis ini bahan tanaman ditempatkan dalam wadah atau ruang tertentu dari awal sampai selesainya proses pencernaan. Ini hanya umum digunakan dalam tahap percobaan untuk menentukan potensi gas dari sampah. 2 organik. Contiunitas (aliran) Dalam tipe ini ada aliran sisa bahan masuk dan keluar pada selang dalm tempo waktu tertentu. Panjang dari bahan baku Pabrik Biogas disebut sebagai waktu retensi hidrolik (Retensi hidrolik Waktu / HTR).
. Prinsip Teknologi Biogas
Pada prinsipnya, teknologi biogas adalah teknologi yang memanfaatkan fermentasi bahan organik oleh bakteri anaerob yang menghjasilkan gas metana. Gas metana adalah gas yang mengandung satu atom C dan empat atom H yang memiliki sifat mudah terbakar. Gas metana yang dihasilkan kemudian dapat dibakar sehingga panaspun dapat dihasilkan. Sifat gas ini tidak berwarna, tidak berbau dan sangat cepat menyala. Menurut Direktorat Jenderal PPHP-Departemen Pertanian (2006), 1 m3 biogas setara dengan:
a. LPG: 0,46 Kg
b. Minyak Tanah: 0,62 Ltr
c. Minyak solar: 0,52 Ltr
d. Bensin: 0,80 Ltr
e. Kayu bakar: 3,50 Kg
Pembentukan biogas mikroba anaerobik mencakup tiga tahap : Pertama, tahap hidrolisis di mana pembubaran terjadi pada tahap ini bahan organik larut dan pencernaan bahan organik kompleks menjadi sederhana, mengubah struktur utama dari bentuk monomer. Kedua, tahap pengasaman, yang pada tahap komponen monomer (gula sederhana) yang terbentuk pada hidrolisis akan menjadi makanan bagi bakteri pembentuk asam. Produk akhir dari gula sederhana akan diproduksi pada tahap asam asetat, alkohol propionat, format, laktat, dan sedikit butirat, karbon dioksida, hidrogen dan amonia. Ketiga, panggung metagonetik, pada tahap ini adalah pembentukan metana dan gas karbondioksida

                       

 Bagian Utama dari Pabrik Biogas
  • Degester (pencernaan) Degester alat mencerna bahan organik yang sebagian besar terdiri dari potongan-potongan kecil dari pupuk kandang dan sisa tanaman seperti jerami dan sebagainya, dan air yang kedap udara.
  • Pintu masuk saluran bubur (kotoran yang dilembutkan), Campuran kotoran sapi dan air untuk membentuk bubur dimasukkan melalui saluran masuk lumpur.
  • Residu saluran keluar adalah sisa dari bahan biogas saluran. Jika aliran dalam tangki cukup baik kemudian menyeimbangkan tekanan hidrostatik akan mengakibatkan beberapa bubur sisa ketika bubur ditambahkan kesaluran keluar tangki nasuk pertama. Tekanan hidrostatik akan menyebabkan sebagian lumpur sisa ketika bubur ditambahkan keslauran keluar tank. 
  • Keselamatan utama Tekanan katup/klep, prinsip kerja katup ini berupa pipa T yang mampu menahan tekanan di dalam saluran gas setara dengan tekanan kolom air dalam tabung T TSB. Ketika tekanan dalam saluran gas lebih tinggi dari tekanan kolom air, gas akan keluar melalui T tabung sehingga tekanan dalam sistem akan daya mundur. Bila air yang masuk dalam pipa T adalah h maka tekanan yang dapat memegang pipa adalah p = ρgh.
  • Separator-Sparator berfungsi untuk mengarahkan aliran lumpur di pabrik sehingga untuk memastikan bahwa bubur memenuhi kriteria HTR massa. Untuk membantu kelancaran aliran lumpur di pabrik, disarankan untuk menggunakan bubur dengan kadar padatan sesuai dengan rekomendasi US EPA (maksimum sekitar 12,5%).
  • Reaktor, tempat fregmentasi.
 Cara Kerja BIOGAS

                                                  

  • Air dan kotoran sapi dicampur (perbandingan 2:1) dalam bak
  • Dialirkan ke reaktor
  • Muncul BIOGAS 7 hari
  • Dalam reaktor ada pengaman gas
  • Penampung gas dari reaktor

 Untuk pertama kali dibutuhkan waktu lebih kurang dua minggu sampai satu bulan sebelum dihasilkan gas awal. Campuran tersebut selalu ditambah setiap hari dan sesekali diaduk, sedangkan yang sudah diolah dikeluarkan melalui saluran pengeluaran. Sisa dari limbah yang telah dicerna oleh bakteri methan atau bakteri biogas, yang disebut slurry atau lumpur, mempunyai kandungan hara yang sama dengan pupuk organik yang telah matang sebagaimana halnya kompos sehingga dapat langsung digunakan untuk memupuk tanaman, atau jika akan disimpan atau diperjualbelikan dapat dikeringkan di bawah sinar matahari sebelum dimasukkan ke dalam karung.

 Manfaat dan Kelebihan yang dimiliki Biogas

 Biogas merupakan energi tanpa menggunakan material yang masih memiliki
manfaat termasuk biomassa sehingga biogas tidak merusak keseimbangan karbondioksida yang diakibatkan oleh penggundulan hutan (deforestation) dan perusakan tanah.
- Energi biogas dapat berfungsi sebagai energi pengganti bahan bakar fosil sehingga akan menurunkan gas rumah kaca di atmosfer dan emisi lainnya.
- Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang keberadaannya duatmosfer akan meningkatkan temperatur, dengan menggunakan biogas sebagai bahan bakar maka akan mengurangi gas metana di udara.

 Perhitungan Peluang Pemanfaatan Biogas dalam Mengatasi Masalah BBM di Indonesia
Program penghapusan BBM yang dilaksanakan pada tahun 2005 akan menjadi momentum yang tepat dalam penggunaan energi alternatif seperti biogas. Hal ini bisa dihitung dengan adanya jumlah bahan baku biogas yang melimpah dan rasio antara energi biogas dan energi minyak bumi yang menjanjikan (8900 kkal/m3 gas methan murni) .
Hal yang pertama harus diperhitungkan dalam menghitung jumlah energi yang dihasilkan adalah berapa banyak jumlah bahan baku yang dihasilkan. Jumlah bahan baku gas ini didapatkan dengan menjumlahkan jumlah feses dan sampah organik yang dihasilkan setiap hari. Jumlah bahan baku ini akan menentukan berapa jumlah energi dan volume alat pembentuk biogas .
Sebagai pertimbangan, telah diketahui di China dan India, dalam 1 hari jumlah feses yang dihasilkan 1 ekor sapi adalah 5 kg dan 80 kilogram kotoran sapi yang dicampur 80 liter air dan potongan limbah lainnya dapat menghasilkan 1 meter kubik biogas . Jika diasumsikan bahwa jumlah feses manusia yang dihasilkan sebanyak 0.5 kg/hari/orang, 1 keluarga terdiri dari 5 orang, dan setiap keluarga memelihara 1 ekor sapi, serta 1 desa terdiri dari 40 orang, maka akan didapatkan hasil perhitungan jumlah feses yang dihasilkan sebanyak 140 kg feses/ hari. Dengan jumlah ini, maka biogas yang dihasilkan setiap hari sebanyak 1,75 m3/hari atau sebesar 15.575 kkal/hari.
Hal ini akan semakin mengejutkan dengan adanya perhitungan bahwa jumlah penduduk indonesia berdasarkan data statistik pada tahun 2000 sebanyak lebih dari 200 juta jiwa . Dengan hanya mengandalkan asumsi perhitungan jumlah kotoran manusia tanpa memperhitungan sampah organik dan feses hewan ternak, akan didapatkan hasil feses sebanyak 100 juta kg feses/hari atau 1,25 juta m3/hari atau 11.125 juta kkal/hari. Apabila dengan asumsi konversi 1 J = 4.2 kal maka akan didapatkan hasil total energi yang dihasilkan hanya dari jumlah penduduk adalah sebesar 30.66 MW.

Kesimpulan
Dengan adanya global warming (pemanasan global), berkurang sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui seperti BBM, biogas dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang muncul tentang itu. Biogas merupakan sistem teknologi penghasil energi dengan menggunakan bahan baku kotoran atau sampah organik. Menerapkan sistem fermentasi bakteri diciptakanlah alat biogas yang dapat dipergunakan sebagai penghasil energi dan pembangkit listrik. Bahan yang mudah didapatkan dan biaya yang tidak mahal sangat membantu masyarakat dalam menyelasaikan permasalahan ekonomi khususnya dengan naiknya harga BBM.

Jumat, 21 Desember 2012

HIDUP LEBIH SEHAT DENGAN BERSEPEDA

   Pada tahun 1893, seorang bangsa Skotlandia yang bernama Kirkpatrick Macmillan menemukan sejenis kendaraan yakni sepeda dalam bentuk sederhana dan hanya terbuat dari kayu balsa yang sangat ringan. Ide dari Kirkpatrick berasal dari kereta kuda yang menggunakan empat buah roda dari kayu, lalu dia mencoba untuk menciptakan sebuah kendaraan yang hanya menggunakan dua buah roda. Sepeda hasil ciptaannya belum menggunakan pedal dan rantai untuk mengayuh lajunya sepeda, akan tetapi hanya dengan dorongan kaki. Kirkpatrick menyadari akan hal itu dan sangat menyusahkan bagi orang yang mengendarainya. Setelah melalui percobaan yang panjang akhirnya Kirpatrick menemukan jalan keluarnya yaitu dengan menggunakan bantuan kaki agar laju sepeda tetap jalan. Dipasangnya pedal pada bagian roda depan yang dihungkan dengan rantai maka dengan begitu nyamanlah para pengendara sepeda pada waktu itu. Sejak itulah sepeda diproduksi besar-besaran dengan pedal di bagian depan beserta sadelnya. Pabrik terbesar yang memproduksi sepeda adalah di Paris milik Pierre Michaux. Dia pula yang merenovasi hasil karya dari Kirkpatrick, dengan merubah tempat duduk/sadel dan letak pedalnya. Mereka memproduksi sepeda dengan sadel dan pedal searah ke bawah sehingga penegndaranya dapat dengan santai mengayuh sepedanya
   



      Dahulu sepeda hanya digunakan sebagai alat transportasi. Seiring 
 kendaraan bermotor, sekarang sepeda juga digunakan sebagai alat olahraga sementara beberapa orang masih menggunakannya sebagai alat transportasi utama. Kalangan elit modern bahkan mulai bersepeda untuk mencapai tempat kerjanya sehari-hari. Tren ini dimulai oleh pecinta lingkungan di luar negeri dan sudah mulai masuk ke Indonesia. Hal ini disebabkan selain sebagai bentuk penghematan biaya untuk membeli bahan bakar, bersepeda dianggap sebagai salah satu solusi pelestarian lingkungan dari polusi asap kendaraan yang sekaligus menyehatkan.

Di tengah macet-nya Jakarta yang luar biasa, kadang-kadang kalau kemana-mana itu males. Kalau nggak jalanan macet, cuaca buruk dan belum lagii banyak peraturan-peraturan. Kayak bus 3 in 1 yang kadang tidak memberikan solusi buat kendaraan lain (tambah ruwet).

     Betapa bahagia orang yang bisa naik sepeda di Jakarta ini. Apalagi kegiatan yang mereka lakukan ini tidak semuanya dapat dilakukan oleh orang banyak. Menurut saya masih sedikit sekali orang-orang pergi dengan menggunakan transportasi sepeda untuk berangkat kerja  ataupun berpergian yang jaraknya lumayan jauh hal ini disebabkan adanya gengsi yang tinggi.

Bagaimana sepeda dapat menjadi budaya hidup sehat?
Berkaitan dengan kesehatanbersepeda menjadi solusi di tengah terbatasnya waktu berolahraga pada masyarakat urban modern. Dewasa ini, orang-orang bersepeda ke tempat kerja dengan memakai pakaian olahraga dan berganti pakaian setelah mandi di tempat kerja. Ini bahkan dilakukan oleh atasan perusahaan. Di Jakarta bahkan sudah ada organisasi yang menjadi wadah berkumpulnya para pekerja bersepeda ini. Tentunya ini menjadi hal yang harus didukung sepenuhnya oleh segenap lapisan masyarakat. Selain berdampak positif pada ekonomi, kesehatan, dan pelestarian lingkungan, wadah ini berdampak positif terhadap hubungan sosial masyarakat dari berbagai kalangan.
Tentu gerak dalam bersepeda mengalami  dampak positif maupun negatif terhadap kesehatan. Ketika melakukan gerak fisik, frekuensi napas meningkat sehingga konsumsi oksigen meningkat untuk mensuplai energi bagi sel tubuh yang sedang beraktivitas. Oksigen yang cukup akan menyehatkan sel-sel tubuh sehingga dapat berfungsi optimal dan beregenerasi baik. Jantung akan lebih kuat memompa darah dan pembuluh darah melebar untuk melancarkan aliran darah yang membawa oksigensehingga mengurangi risiko penyempitan pembuluh darah. Pembakaran dengan bahan dasar oksigen tersebut akan membakar lemak yang berlebih. Aliran darahjuga bukan hanya membawa oksigen, tetapi juga membawa sel-sel pertahanantubuh dan membuang racun tubuh melalui mekanisme tertentu. Peningkatan aktivitas jantungpembuluh darah, otot, tulang, dan organ lain, akan menguatkan organ-organ tersebut. Semua hal ini akan meningkatkan kesehatan seseorang secara keseluruhan karena semua bagian tubuh teraktivasi dan berfungsi.

 namun ada dampak negative yang timbu seiring dan dirasakan

1. Bersepeda tidak dianjurkan bagi orang yeng memiliki masalah dengan sendi dan juga nyeri rematik.

2. Bersepeda diketahui bisa mempengaruhi kualitas dari sperma laki-laki, berdasarkan penelitian diketahui bersepeda lebih dari 5 jam dalam satu minggu bisa membuat 31-40 persen laki-laki memiliki jumlah sperma di bawah normal. 
3. Gerakan berulang yang dilakukan saat bersepeda bisa menyebabkan masalah pada lutut, hal ini terjadi jika ada peningkatan dalam intensitas, jarak yang terlalu cepat penggunaan sadel yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.

4. Jika suka menggunakan sepeda gunung maka cenderung berisiko mengalami masalah atau cedera tulang punggung, karena penggunaan sepeda gunung umumnya dilakukan dengan kecepatan tinggi dan jalur yang ekstrim.

5. Ada kemungkinan mengalami kesemutan pen*s akibat adanya iritasi pada batang pen*s karena menggunakan sadel yang terlalu lama dan disertai dengan suhu panas di sekitar penis saat mengayuh sepeda.


tetapi hal tersebut, lebih besar manfaatnya disbanding negatifnya  Dengan bersepeda  :

1. Lebih cepat
Dengan bersepeda akan lebih cepat, karena mampu mencapai 15km atau lebih. Hal lain yang di prediksi saat ini, untuk perjalanan 20 menit dengan kendaraan akan memakan waktu 1 jam dalam 15 tahun kedepan. Macet dan semakin padat jalan membuat mobil tidak mampu bergerak secara efisien. Dengan sepeda akan mudah menyelip diantara kemacetan jalan, hasilnya akan ada waktu lebih untuk anda dibanding pengendara mobil yang sedang bermacet ria.

2. Terlihat lebih muda
Menjadi impian bagi mereka yang dewasa agar tetap terlihat muda. Dengan bersepeda maka tubuh akan mengirim nutrisi keseluruh tubuh.
Harley Street dermatolog Dr Christopher Rowland Payne mengatakan hal tersebut, karena tubuh memberikan oksigen lebih besar bagi pesepeda. 
Satu yang positif adalah kolagen, dengan latihan yang baik maka dapat membantu mengurangi munculnya keriput dan mempercepat proses penyembuhan.

3. Otot usus juga lebih baik.
Dengan latihan olahraga juga merangsang otot kontraksi otot usus. Seperti mencegah perasaan kembung, plus mencegah kanker usus. Dengan berolahraga sepeda, maka tubuh akan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan makanan didalam usus besar. 

4. Meningkatkan kekuatan otak
  Dengan bersepeda dapat meningkatkan sekitar 5% dalam kebugaran pernapasan. Juga menambah 15 % kemampuan mental. Khususnya mereka yang berusia 30 tahun keatas. Dengan bersepeda akan memberikan dampak positif dimana sel otak baru dibagian hippocampus tumbuh kembali. Bagian ini bertanggung jawab untuk menangani daya ingat dan semakin surut dengan sejalannya umur

5. Jauh dari penyakit.
Tidak perlu makan apel lagi, mungkin itu ungkapan bagi pengedara sepeda. Latihan rutin membuat sel kekebalan tubuh kembali aktif. Sehingga mereka lebih siap menghadapi infeksi. Bahkan bagi mereka yang berkendara sepeda sampai 30 menit setiap hari, hanya akan mengalami separuh sakit dari orang lain.

6 Jadi simbol status.
Lupakan mobil sebagai lencana.Orang kaya saja sudah mulai menjauhi simbol mereka dengan mobil
Kampanye bersepeda di Inggris malah dilakukan oleh orang orang kaya. Padahal pendapat mereka sudah lebih dari cukup. Di Indonesia saat ini sudah banyak pemain sepeda malah dari kalangan profesional. Seperti direktur, manager sampai pemilik perusahaan malah sibuk main sepeda tiap minggu. Tidak percaya , coba saja tanyakan rekan se-permainan sepeda anda. Apakah benar cerita yang satu ini. Main Golf sudah tidak jaman, katanya seperti itu. Buruan jual stick golf anda dengan sepeda.

7. Resiko penyakit jantung lebih kecil.
Hal ini sudah dibuktikan oleh penelitian dari British Heart Foundation. Hanya 30 km perminggu, akan menekan resiko terkena penyakit jantung sampai 50% dibandingkan mereka yang tidak berolahraga.


8. Bersepeda itu malah menjauhi polusi.
Ada pertanyaan, apakah bersepeda akan membuat badan terkena polusi dari kendaraan bermotor.
Penelitian berbeda dari Imperial College London. Orang yang berada di dalam kendaraan dan bus lebih banyak terkena polusi dari gas buang kendaraan dibanding pejalan kaki atau pesepeda.
Rata rata penumpang taksi harus menerima 100.000 partikel sangat kecil yang menetap diparu paru mereka. Penumpang bus mendapatkan 40.000.
Pesepeda ternyata hanya menerima 8.000 partikel centimeter kubik. Mengapa hal tersebut terjadi, karena pengendara sepeda lebih banyak berada di atas terotoar jalan dan lebih jauh dari sumber polusi.

Bagi mereka,bersepeda adalah salah satu cara untuk menjaga kelangsungan bumi. Pemikiran tersebut didukung dengan data evaluasi yang dikeluarkan oleh Badan Pengendalian Lingkungan Daerah DKI Jakarta pada 2009 lalu. Pada laporan tersebut diketahui bahwa kegiatan Car Free Day (CFD) di akhir pekan berhasil mengurangi polusi udara sekitar 75 persen.


Apakah sekarang Anda masih berpikir ulang untuk mulai bersepeda? Jika sudah yakin, jangan lupa untuk mengajak keluarga Anda untuk hidup lebih sehat dan untuk bumi yang lebih hijau!



Minggu, 09 Desember 2012

RUMAH SUSUN LAKSANA SORGA



pembangunan pada umumnya diartikan sebagai suatu usaha yang sadar oleh orang atau sekelompok orang untuk memajukan kehidupan masyarakat dan warganya Sekalipun sebagai suatu usaha yang sadar, tidak semua pembangunan memberikan dampat positif terhadap kehidupan bangsa dan negara
Pengertian pembangunan sebagai suatu proses, akan terkait dengan mekanisme sistem atau kinerja suatu sistem. Menurut Easton (dalam Miriam Budiardjo, 1985), proses sistemik paling tidak terdiri atas tiga unsur: Pertama, adanya input, yaitu bahan masukan konversi; Kedua, adanya proses konversi, yaitu wahana untuk ”mengolah” bahan masukan; Ketiga, adanya output, yaitu sebagai hasil dari proses konversi yang dilaksanakan. Proses sistemik dari suatu sistem akan saling terkait dengan subsistem dan sistem-sistem lainnya termasuk lingkungan internasional.
Proses pembangunan sebagai proses sistemik, pada akhirnya akan menghasilkan keluaran (output) pembangunan, kualitas dari output pembangunan tergantung pada bahan masukan (input), kualitas dari proses pembangunan yang dilaksanakan, serta seberapa besar pengaruh lingkungan dan faktor-faktor alam lainnya. Bahan masukan pembangunan, salah satunya adalah sumber daya manusia, yang dalam bentuk konkritnya adalah manusia. Manusia dalam proses pembangunan mengandung beberapa pengertian, yaitu manusia sebagai perencana pembangunan, manusia sebagai pelaksana pembangunan, dan manusia sebagai sasaran dari proses pembangunan (as object).
Dari uraian di atas, terlihat bahwa faktor manusia memegang peranan yang penting dalam pelaksanaan proses pembangunan. Manusia oleh beberapa ahli disebut sebagai makhluk sosial, sehingga karenanya bersifat dinamis. Manusia sebagai makhluk sosial diartikan sebagai makhluk yang tidak dapat hidup menyendiri, selalu membutuhkan hubungan sosial dengan manusia lainnya, serta karena hubungannya tersebut menghasilkan sistem nilai yang baku. Sistem nilai tersebut adalah budaya, yaitu hasil cipta, rasa, dan karsa manusia sebagai akibat hubungan sosial dan proses adaptasi dengan kondisi alam dan lingkungan di sekitarnya. Manusia dalam kumpulan komunitas (masyarakat) akan membentuk kebudayaan komunitas (cultural community) yang pada intinya menunjukan identitas, ciri, atau kekhasan dari komunitas. Ketika mengartikan manusia sebagai subjek dan objek dari proses pembangunan, maka identifikasi dari identitas, ciri, atau kekhasan komunitas menjadi teramat penting. Pelaksanaan pembangunan harus didasarkan pada kondisi faktor SDM (termasuk identifikasi dari identitas, ciri, atau kekhasan komunitas) sebagai input pembangunan dan kondisi SDM (termasuk identifikasi dari identitas, ciri, atau kekhasan komunitas) sebagai sasaran atau objek pembangunan.
Manusia sebagai pelaku dan sasaran pembangunan merupakan fokus dan lokus dari pembangunan. Manusia sebagai pelaku pembangunan adalah terjadi suatu aktivitas yang demokratis-partisipatif dari mulai identifikasi kebutuhan (need assesment), perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi/pengendalian, sehingga akuntabilitas dan transparansi terjadi secara simultan, Good Governance dan Clean Government yang kita cita-citakan secara perlahan tapi pasti dapat kita raih. Sedangkan manusia sebagai sasaran pembangunan diartikan bahwa tujuan pembangunan adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat (social welfare),
Pembangunan rumah susun yang tidak memperhatikan unsur manusia sebagai subjek dan objek dari pembangunan maka dapat berdampak negatif bagi kehidupan manusia dan lingkungannya.
Namun demikian menurut saya dampak positif adalah jauh lebih besar dibandingkan dampak negatif dari pembangunan rumah susun yang ada di Indonesia sekarang ini.
Beberapa dampak positif dari pembangunan rumah susun adalah:
1.             Memberikan peluang bagi anggota masyarakat untuk mendapatkan rumah layak huni.
2.             Membentuk keindahan dan kemegahan lingkungan perkotaan.
3.             Menambah keramaian pusat perkotaan.
Adapun beberapa dampak negatif dari  pembangunan rumah susun di Indonesia antara lain:
1.             Menjadikan culural shock bagi penghuni rumah susun di masa transisi.
2.             Membentuk elienasi budaya.
3.             Menjadikan stress atau ketidaknyamanan bagi penghuni rumah susun atas:
a)        Terlalu sempitnya luas desain hunian per keluarga.
b)        Kurangnya public space (ruang publik) di lingkungan rumah susun.
4.             Kurang didukung oleh sarana transportasi ke arah pusat-pusat perekonomian perkotaan.
Dampak positif pertama, pembangunan rumah susun memberikan peluang  bagi anggota masyarakat untuk mendapatkan rumah layak huni. Pernyataan ini didukung oleh fakta bahwa banyak orang yang ingin mendapatkan hunian rumah susun.  Lebih-lebih secara umum, orang cenderung lebih menyukai pada rumah-rumah bertingkat dari pada rumah tidak bertingkat. Rumah bertingkat dipandang lebih indah dan lebih megah dari pada rumah tidak bertingkat. Karena memang pembangunan rumah bertingkat itu memakan biaya jauh lebih besar dari pada rumah tidak bertingkat. Orang cenderung memandang bahwa rumah tidak bertingkat dipandang rumah biasa-biasa saja. Lebih-lebih rumah bertingkat di depan dan di belakangnya terdapat halaman yang cukup luas.
 Konstruksi rumah  bertingkat yang mempunyai halaman depan dan halaman belakang yang cukup luas menjadi impian semua orang.
Orang yang hidup di rumah bertingkat atau susun yang mempunyai halaman depan dan halaman belakang yang cukup luas menjadikan penghuni rumah susun layaknya hidup di surga. Istilah arab yang sangat terkenal ”baiti jannati”. Maksudnya adalah rumahku surgaku.
Rumah susun dipandang mampu memberikan peluang bagi anggota masyarakat untuk mendapatkan rumah layak huni. Hal ini sesuai dengan tujuan  yang dikemukakan dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun Pasal 3 yang menyebutkan bahwa tujuan penyelenggaraan rumah susun adalah untuk menjamin terwujudnya rumah susun yang layak huni dan terjangkau, guna membangun ketahanan ekonomi, sosial dan budaya
Pada tahun 2007 ,melalui pernyataannya menyebutkan bahwa pemerintah akan melakukan percepatan pembangunan rumah susun di perkotaan sebagai solusi untuk mempertahankan lingkungan yang baik, sekaligus untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat akan rumah. Pernyataan tersebut secara jelas memberikan peluang bagi rakyat Indonesia untuk mendapatkan rumah hunian.
Dampak positif kedua adanya pembangunan rumah susun adalah untuk membentuk keindahan dan kemegahan lingkungan perkotaan.
Dengan membentuk keindahan dan kemegahan lingkungan perkotaan melalui pembangunan rumah susun ini memang dimaksudkan untuk membangun image bahwa perkotaan itu memang selayaknya merupakan tempat-tempat yang memberikan keindahan dan kemegahan  bagi para penghuni dan pengunjung lingkungan perkotaan tersebut. 
Tempat-tempat kumuh terkurangi atau bahkan terhabisi dengan cara dibangun rumah-rumah susun.
UU Nomor 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun pasal 3 huruf b menyebutkan, meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan ruang dan tanah, menyediakan ruang terbuka hijau di perkotaan, yang berwawasan lingkungan. Kemudian UU Nomor 20 tahun 2011 tersebut huruf c menyebutkan mengurangi luasan dan mencegah timbulnya perumahan dan permukiman kumuh.
Dampak positif ketiga adanya pembangunan rumah susun di perkotaan Indonesia adalah untuk menambah keramaian pusat perkotaan. Berdasarkan pengamatan saya, hal seperti ini kontras dengan pemandangan alam pedesaan yang cenderung menampilkan sosok kesunyian dan sedikit terlihat orang lalu lalang.
Dengan dijejali banyak orang dan kendaraan mobil yang lalu lalang di sepanjang jalan protokol, pertokoan pusat kota ataupun taman-taman kota dapat menjadikan keindahan dan kemegahan suasana pusat kota.


Adapun dampak negatif dari dibangunnya rumah susun di perkotaan yang pertama adalah dapat menyebabkan cultural shock bagi para penghuni rumah susun terutama pada masa transisi. Keterkejutan budaya ini terjadi karena penduduk Indonesia yang sampai sekarang ini masih terbiasa dengan hunian rumah yang tidak bertingkat (horizontal house). Perpindahan hunian dari horizontal house ke arah vertical house ataupun rumah susun ini dapat menyebabkan para penguhuniya mengalami cultural shock. Saya kira ini sesuatu yang alami atau bisa dimaklumi kejadiannya. Namun saya yakin keterkejutan budaya ini sifatnya hanya sementara saja terutama pada masa-masa transisi. Jamu yang mujarab untuk dapat mengatasi keterkejutan budaya ini adalah dengan menerapkan pola adaptasi hunian rumah susun. Pola adaptasi hunia rumah susun ini dapat dilakukan dengan cara mempelajari ekologi rumah susun, aturan-aturan yang ada di rumah susun, dan membentuk peer group atau kelompok teman sebaya. Insya Allah dengan melakukan hal-hal tersebut keterkejutan budaya akan dapat diatasi sedikit demi sedikit. Dan kemudian penghuni rumah susun dapat menjadikan hunia rumah susunya sebagai tempat layaknya di surga. Dalam pengertian rumahku adalah surgaku. Baitii jannatii.
Dampak negatif kedua dibangunnaya rumah susun bagi para penghuninya adalah dapat mengakibatkan alienasi budaya. Alienasi budaya ini terbangun dari terbelengkainya cultural shock yang dihadapi oleh para penghuni rumah susun.  Ketika penghuni rumah susun mengalami cutural shock kemudaian tidak segera diatasi dengan baik. Maka cultural shock ini dapat mengakibatkan alienasi budaya. Penghuni rumah susun mengalami keterasingan budaya. Penghuni rumah susun tidak dapat menikmati dan menselaraskan budaya yang ada di rumah susun. Akhirnya tinggal di rumah susun dipandang tidak mampu mempersembahkan sebagai tempat laksana surga, akan tetapi justru sebaliknya, kehidupan di rumah susun dipandang sebagai sebuah pemandangan lakasana kehidupan di neraka. Hal ini adalah sangat bahaya, karena persepsi seperti ini dapat menggiring penghuni bersangkutan untuk menjadikan rumah susun untuk melakukan perbuatan-perbuatan nekad yang tidak menguntungkan secara pribadi dan sosial. Kasus melompat dari lantai atas di rumah susun adalah sebuah kasus yang amat sangat konyol bagi pelakunya.
Obat yang sangat mujarab untuk menangani kasus alienasi budaya bagi para penghuni rumah susun adalah perlu adanya persepsi, sikap dan perilaku yang memandang bahwa hidup di rumah susun adalah layaknya hidup di sebuah surga.
Dampak negatif ketiga dari dibangunnya rumah susun di perkotaan Indonesia adalah menjadikan stress atau ketidaknyamanan bagi penghuni rumah susun karena dua hal. Pertma. terlalu sempitnya luas desain hunian per keluarga. Dan kedua, kurangnya public space (ruang publik) di lingkungan rumah susun.
Terlalu sempitnya desain hunian rumah susun per keluarga dapat mengakibatkan penghuni rumah susun merasa tidak nyaman, bahkan dapat mengakibatkan stress. Hunian yang sempit dapat menjadikan penghuninya merasa sesak, dan tidak dapat merasa leluasa untuk melakukan aktifitas normal kehidupan keluarga. Paling tidak dalam satu keluarga dengan dua anakpaling sedikit diperlukan dua ruang tidur. Satu ruang tidur untuk bapak dan ibu, dan satu ruang tidur untuk anak-anak. Disamping itu terdapat ruang-ruang penting lainnya, seperti ruang dapur, ruang makan, ruang keluarga dan ruang tamu.
Jalan keluar untuk mengatasi sempitnya hunian rumah susun yang diperuntukkan per keluarga  adalah diperlukan perhatian oleh semua pihak, terutama Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Tata Kota, dan para pemerhati masalah rumah susun. Berbagai elemen penting tersebut harus berani menyuarakan aspirasinya dan menuntut untuk dibuatnya desain rumah susun yang benar-benar layak huni untuk mendukung aktifitas kehidupan normah dalam sebuah keluarga.
Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Dinas Tata Kota dan para pemerhati pembangunan rumah susun dapat juga memberikan pemikiran pencerahan atas public space yang diperlukan, termasuk ketersediaan taman rumah susun, parking area,  dan lainnya. Dalam hal ini kita tidak dapat membayangkan apabila pembangunan rumah susun hanya terdiri dari susunan-susunan bangunan yang berjejer tanpa mempertimbangkan ketersediaan public space yang sangat memengaruhi tingkat kesehatan para penghuni rumah susun bersangkutan. Bangunan rumah susun yang tanpa didukung oleh ketersediaan public space dapat menjadikan stress yang berat bagi para penghuninya. Begitu juga bangunan tersebut dapat mengganggu kehidupan sosiologis bagi para penghuninya.
Dampak negatif keempat dari dibangunnya rumah susun adalah Kurang didukung oleh sarana transportasi ke arah pusat-pusat perekonomian perkotaan. Letak rumah susun yang tidak didukung oleh sarana tansportsi yang baik ke arah pusat-pusat perekonomian perkotaan dapat menjadikan penghuni rumah susun merasa terhambat oleh aktifitas kehidupannnya berkaitan dengan pusat-pusat perekonomian kota. Solusi yang baik untuk mengatasi masalah kurangnya sarana tansportasi ini adalah dibangunnya lingkar luar perkotaan. Lingkar luar perkotaan benar-benar berbentuk melingkar atau sedikit lonjong atau segi empat dengan bentuk jalan bebas hambatan yang tengahnya disekat oleh pembatas jalan. Dengan bentuk jalan seperti ini maka dapat memperlancar arus lalu lintas di jalan lingkar tersebut. Solusi kedua, peta perkotaan dibuat seperti Kota Canberra Australia. Kota Canberra adalah sebuah kota bentukan manusia yang ditujukan untuk kemudahan arus lalu lintas dan tujuan pencapaian ke pusat perkotaan Canberra.





Daftar Pustaka:
Budiarjo, Miriam. 1985. Pengantar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
 Budiman, Arif. 1995. Teori Pembangunan Dunia Ketiga, cetakan kedua. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Daldjoeni, N. Seluk Beluk Masyarakat Kota: Pusparagam Sosiologi Kota dan Ekologi Sosial. Cet 4. Bandung: Penerbit Alumni.
Davis, Mike. 2000. City of Quartz: Los Engles, Captale du Future. Penerjemah:  Michel Dartevelle dan Marc Saint-Upery. Paris: La Decouverte.
Evers, Hans-Dieter. 1986. Sosiologi Perkotaan: Urbanisasi dan Sengketa Tanah di Indonesia dan Malaysia, Cet. 3. Jakarta: LP3ES.
Zuber, Ahmad dan Lukman Hakim, 2008. Aktif IPS untuk SD/ MI Kelas 1-6. Surakarta: PT. Tiga Serangkai.